Sunday 2 December 2012

aku saksi

Andai sahaja
Merah darah yang terpercik dengan raungan tangis si kecil itu
Tidak  pernah dihulur dengan senyuman dan dakapan yang suam darinya
Aku tidak akan pernah tahu
apa erti menjadi seorang yang begitu bertuah

aku saksi
pada pagi yang menjelma
walaupun tidak pernah merasa mewah
kudrat muda sehingga tuanya mencukupi...
membekali...
mengisi setiap kekosongan agar tiada yang buruk menembusi.
pergi dan datang dalam kegelapan
khusus untuk membentang perjalanan yang baik untuk ditelusuri...
bukan ruang untuk dikecam ketiadaan
menjadi anak yang kononnya kurang kasih sayang
bahkan menjadi suluh untuk diteladani
agar ketabahan itu menjadi benih...
kepayahan itu menjadi batang yang menjalar tinggi...
impian itu menjadi pucuk yang mencapai mentari...

aku saksi
pada sudut dan waktu yang paling kelam
ada rentak pada degup jantung yang kepedihan
diselimuti senyuman dalam suara yang serak memuji kebesaran
lukisan tangis pada wajah yang keletihan
dan tanpa sedar
singgah kucupan si kecil yang mengerti dalam kekerdilan
dan berjanji dalam suara yang begitu perlahan

aku saksi
dalam sendirian menyepadu kekuatan
menjadi segalanya dalam keterbatasan...
keterkilanan yang disimpan terlalu dalam...
kekosongan namun memenuhkan
apa yang tiada sehingga ada
buat si kecil betapa tiada tara...

aku saksi
kehilangan bukan alasan
untuk dihambur kekecewaan
untuk dicipta kebinasaan...
ia disaluti bunga-bunga putih
pada batang yang sebenarnya letih mendaki
tampak indah tanpa mencacati
pokok besar hutan duniawi...

andai sahaja
aku tidak pernah memiliki
aku saksi...
aku pasti menjadi pucuk
yang akan mati

1 comment: